BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Senin, 28 Maret 2011

Ketika Tuhan Bicara :)

Aku pernah bertanya pada Tuhan…



Apakah terlalu cepat aku mencintainya…?

Apa terlalu cepat aku mengaguminya…?

Apa suatu saat nanti Tuhan mengizinkan aku bersamanya…?

Saat, aku merintih dalam tangisanku.. Tuhan tetap enggan menjawab pertanyaanku..

Aku hanya mampu terdiam, bertanya dalam hati..

“ Apa aku salah seperti ini…? “ tapi, ternyata Tuhan menjawab tanyaku…

Tidak ada yang salah dalam mencintai seseorang…

“ Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaklah dia memberitahu saudaranya ( Hr. Abu Daud dan AT-Tirmizi ) “

Tapi, Tuhan…aku sudah memiliki kekasih..bagaimana dengan dia? Oh, aku tahu dia pun yang aku cintai sudah memiliki kekasih…

Tuhan kembali memelukku lagi, tenang rasanya “ Dan apabila kami berikan rahmat pada manusia, niscaya mereka gembira dengan (rahmat) itu. Tetapi apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) karena kesalahan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa (Ar-Rum-36)

Tapi, Tuhan…

Aku tak mampu… aku tak bisa(bahagia)…meskipun ini rahmat atau apalah namanya aku tetap tak bisa… aku lemah tentang rasa ini,

Tuhan kembali menjawab pertanyaanku “ Dan janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang beriman (Al Imran-139) ”

Aku hanya mampu terdiam sekarang… lalu apa yang harus aku lakukan sekaran Tuhan…?

“ Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (Al-Baqarah-45) ”

Aku terdiam.. jadi begitulah perasaanku padamu…aku akan bersabar, karena Tuhankku bicara dan memintaku untuk bersabar..*Serang,24 Maret 2011

Keluhanku..*entah edisi berapa aku mengeluh


Tuhan... Dengarkan aku...
Aku tengah jatuh hati pada seseorang..
Tapi aku tak tahu mengapa aku jatuh cinta padanya :(
Tak da alasan yang logis, masuk akal atau apa lah..
Yang jelas Tuhan... aku selalu memikirkannya :'(
Menyebut namanya dan ya, harus ku akui aku membuka facebooknya :D
Hanya untuk melihatnya tersenyum

Tuhan mengapa aku harus jatuh cinta kepadanya..?

Tuhan, dia begitu Rupawan, dia sangat pandai..
cerdas dalam berfikir bijak dalam bertindak.. :)

Tapi aku Tuhan? AKU DHOIF..!!! Aku tak punya apa-apa tuk menyukainya..!
MODALKU NOL! Parasku tak CANTIK! Otakku tak cerdas! Duh Tuhan.. mengapa aku harus jatuh CINTA kepadanya..??

Untuk menyapanya saja aku tak berani :(
Tuhan bergeming..aku juga..
Sepertinya kali ini Tuhan memang enggan menanggapi keluhanku..
Sistem sarafku pun tak bekerja dengan baik.. :(
AKU TIDAK DAPAT BERFIKIR.. :D

ys.p
Tuhan dengar keluhanku.. :(

Aku ragu?

AKU sudah BERUSAHA berjalan dgn BAIK diSISImu,

memberikan SEMUA yg KAMU mau..



lalu slahkah AKU, disaat AKU MINTA satu HAL kpadamu..?

CINTAI AKU dgn SUNGGUH-SUNGGUH..



bkn sebagai STATUS untuk PEMUAS keinginanmu,

BAHWA aku JUGA ingin DIRINDU, di PUJA setiap WAKTU..



bukan HANYA sebagai STATUS yg menyatakan AKU KEKASIHMU!!!

AKU bukan MAINANmu..

BUKAN rekayasamu.. :'(



AKU KEKASIHMU, BAGIAN DARI HIDUPMU...!

Selayaknya JADIKAN aku CAHAYAmu,

bkan HANYA HIASAN YANG BISA KAU PAKAI SAAT KAU BUTUH..!



LALU...

SEKARANG saat AKU MERAGUKAN CINTAMU.. :'(

MAMPUKAH KAU MEMPERTAHANKANKU..??

MAMPUKAH KAU TETAP MENGANGGAPKU..?

ATAU..

DENGAN MUDAH KAU MELEPASKU..!

MENGGANTIKANNYA DENGAN YG LEBIH INDAH..??



SUNGGUH sikapmu membuat AKU RAGU..

MENCINTAI KAMU..semakin membuatku BERTAMBAH RAGU,

AKAN KETULUSANMU..!



BUKTIKAN PADAku DUHAI CINTA..

MANAKAH yg LEBIH KAU INGINKAN..

CINTA INI ATAU STATUS INI...!!



BUKTIKAN BAHWA KAU MENCINTAI AKU

SELAYAKNYA AKU MENCINTAIMU.. :')

Karena Hati Bicara -PARTIV-

Semua terlihat sempurna. Gaun putih itu. Buket-buket bunga yang akan segar selama dua minggu penuh. Orang-orang lalu lalang dengan bahagia. Tak ada satu pun wajah sedih,kecewa. Yang ada hanya ada tawa bahagia dimana-mana.

Namun, sayangnya tidak dengan Rifha dan Rafi. Rifha tampak selalu tegang. Semua orang menganggapnya gugup menjelang pesta pertunangannya. Rafi terlalu berantakan untuk dibilang bahagia. Matanya cekung, senyum ramah seolah hilang dari bibirnya. Ia terlalu sering mengurung diri di kamar. Tidak enak badan katanya, padahal ia menghabiskan begitu banyak tissue untuk menangis.

“ Kamu keliatan cape banget sayang? “ Tanya Hikmat empat hari menjelang pertunangan mereka.

Rifha mengambil nafas panjang, “ Iya mas, aku kecapean “ Rifha terdiam “ Mungkin harus banyak istirahat lagi “

“ Kamu.. yakin pada pertunangan ini ? “ Tanya Hikmat tiba-tiba.

“ Apa ? ” Rifha seolah tak percaya apa yang didengarnya. “ Maksud mas? “ tanyanya. Hikmat buru-buru menjawab.

“ Ah, tidak. Lupakan. Ayo pulang “ Hikmat mengalihkan pembicaraan. Rifha hanya terdiam dan mengikuti calon suaminya itu. Dalam hatinya timbul sebuah pertanyaan. Mengapa Hikmat mengatakan hal tadi, seolah ia ragu aku ingin bertunangan dengannya? Batin Rifha.



***



Jam menunjukan pukul 00.45. Rifha masih terjaga, playlist tak henti-hentinya mendendangkan lagu Your Call kepunyaan Secondhand Serenade. Saat hapenya bergetar tanda sms masuk. Sebuah pesan singkat yang menggetarkan hatinya.

I was born to tell you I love you :’)

And I am torn to do what I have to

I was born to tell you I love you

And I am torn to do what I have to, to make you mine

Stay with me tonight

rafi

+6287772540***

Jantungnya hampir keluar dari tempatnya saat membaca sms tersebut. Rafi. Ia ternyata masih menyukai lagu ini.

Tanpa terasa matanya kembali panas. Cairan bening itu tampak mengalir sempurna di sudut-sudut matanya. Menangis lagi malam ini. Sampai kapan aku harus merasakan dilemma ini? Sampai kapan aku harus memendam rasa pada orang yang memutuskan cintanya padaku. Apa dia tidak pernah merasa bersalah? Bukankah ia yang menginginkan perpisahan ini? Tapi mengapa ia malah menginginkan aku kembali? Fikiran-fikiran itu kembali menggelayuti otak kecil Rifha.



***



Januari, 2009



“ Kamu jangan lupa makan. Pokoknya mamah ngga mau kamu sampe sakit. Kalo ada apa-apa harus langsung telvon. Jangan nakal. Jangan lupa solat. Dan jangan lupa messange mamah tiap hari oke sayang “ ucap Ana, mamah Rafi.

“ Ih, si mamah. Anak kita usah besar. Pasti bisa jaga diri. Tenang aja “ ucap sang suami. Papah Rafi.

“ Iya, mah pah. Tenang aja. Rafi kan sama Hikmat. Kalo ada apa-apa kita pasti langsung hubungi mamah sama papah. “ jawab Hikmat.

Rafi hanya terseyum dan mengangguk kecil. Senyuman dan anggukan kecil tak mampu menyembunyikan rasa cemasnya. Apa gadis itu tidak akan datang? Apa dia lupa aku berangkat sekarang?

“ Ayo Rafi, pesawat akan berangkat sekarang “ ucap Hikmat sambil merangkul pundak adiknya itu. Rafi tak sempat berkata-kata lagi. Ia hanya berjalan perlahan dan mengikuti kakaknya. Ia tahu, gadis itu akan terlalu sedih untuk melihatnya pergi.

Aku akan kembali setelah aku menamatkan semua pendidikanku. Saat aku bisa meraih gelar cumlaude. Pasti aku akan kembali dan memberikan gelar itu padamu, gadisku. Dengarlah janjiku. Aku pasti kembali, hati kecil Rafi berbicara.

Ditempat lain…

“ Dia tega. Dia tak memberitahu aku. Masa aku harus tahu dari kakaknya? “ ucap Rifha terisak-isak.

“ Mungkin dia tidak ingin membuatmu menangis “ jawab Iqbal menenangkan. “ Eh tunggu, “ kata Yusril. Wajahnya tampak memikirkan sesuatu.

“ Apa? “ Tanya Rifha. Matanya masih sembab karena menangis.

“ Bukankah, Rafi selalu memberimu kabar lewat kami? Tapi kenapa kali ini dia malah memberikannya kepada Hikmat? “ kata Yusril. Semua bertatapan.

Yusril, Iqbal dan Rifha siang itu bertemu, tadinya untuk melepas kepergian Rafi. Sayangnya, Rafi justru mengirim berita lewat Hikmat.

“ Mungkin benar, dia tak ingin membuatku menangis. Sudahlah. Kalau dia sudah sampai di Autralia, pasti dia akan menghubungiku. “ ujar Rifha menenangkan diri sendiri.

“ Ya sudah, kalau begitu. Semoga tidak ada apa-apa. “ tambah Iqbal.



***



I hate this song itu mengalun lembut pada speaker mobil Vios hitam itu. Seseorang tampak resah dengan mengendarainya. “ Aku harus menyakininya lagi. Aku akan bisa. Rifha lihat saja. Kau pasti akan menjadi milikku sendiri. “ ucap Rafi sambil tertatahan.

Wajah cantik itu, tampak sayu. Matanya sembab dan langkahnya gontai. Kenapa kau terus menggodaku? Aku benci dengan bayangan-bayangan kau yang terus menghantuiku. Batin itu merintih sedih.

Rifha melangkah dengan gontai. Disaat ia tengah berjalan ditrotoar, sebuah Vios hitam menghampirinya.

“ Rafi “ ucap Rifha tertahan. Jendela kaca itu terbuka, benar saja dia Rafi. Rifha menatap Rafi lama. Matanya penuh dengan pertanyaan. “ Ada apa kau kemari ? “

“ Aku ingin bertemu denganmu “ seolah Rafi bisa membaca tatapan mata Rifha.

“ Rafi, sudah aku katakan. Tidak ada yang akan berubah, beberapa hari lagi aku akan menjadi tunangan Hikmat “ nafasnya terasa sesak.

“ Ada yang ingin aku bicarakan “ kata Rafi dingin. Tuhan, mengapa dia menjadi begitu dingin padaku? Apa karena sikapku yang kemarin? Batin Rifha.

“ Naik “ perintah Rafi. Tangan Rifha masih membeku.

“ Cepat naik, biasanya aku tak perlu dua kali untuk menyuruhmu melakukan sesuatu “ kemudian Rafi tersenyum hangat.

Akhirnya dengan tubuh kaku Rifha menaiki Vios itu. Semerbak harum mawar memenuhi rongga hidungnya.

Pada dashboard mobil tergeletak sekitarr 12 kuntum mawar merah yang masih sangat segar. Tangan Rifha tergoda untuk menyentuhnya. Tangannya tak pernah sanggup diam bila melihat mawar, walau pun hanya satu tangkai. Apa lagi yang ia lihat ada 12 tangkai mawar yang sangat menawan. Dalam mobil itu ia hanya mampu menghirup udara mawar.

“ Kamu masih menyukai mawar… “ Rafi mengguman, namun cukup terdengar kencang ditelingan Rifha.

“ Aku memang selalu menyukainya, tidak akan pernah berubah… “ kata Rifha menggigit bibirnya. “ Dan itu tandanya begitu pula cintamu, padaku “ Rafi menambahkan.

Rifha tersentak, itulah kata-kata yang sesungguhnya ingin ia ucapkan kepada Rafi.

“ Maksudmu? “

“ Berhentilah membodohi dirimu sendiri, harus sampai kapan kau begini? “ Rafi tiba-tiba emosi.

Rifha mengkeret dikursinya, “ Aku tidak sedang membodohi diriku sendiri, justru kau yang seperti itu “ Rifha menjawab takut-takut pertanyaan Rafi.

Rafi mendelik, bola matanya berputar. “ Kau serius? “, “ Aku membodohi diriku? Ayolah Rifha kita akhiri permainan ini!! “ Rafi memohon.

Rifha terdiam, tangannya menggenggam mawar-mawar yang Rafi bawa, “ Aku…. “

Rafi masih menunggu, ayolah katakan… batin Rafi.

“ Aku, aku akan bertunangan dank au harus tahu itu Rafi. Mungkin benar aku mencintaimu, tapi aku tetap tak bisa “, deg… kata-kata itu melenyapkan semua harapan Rafi, “ Maksudmu ? “ Rafi masih tak mengerti.

“ Aku… tak bisa, aku dan Mas Hikmat sudah punya komitmen “

Rafi dan Rifha sama – sama terdiam, mereka tenggelam dalam fikirannya masing-masing.

“ Lagi pula, “ Rifha memecah kesunyian, “ Kau yang menginginkan hubungan ini berakhir…. “

Rafi tersentak, tidak mengerti, tatapannya penuh tanya. “ Ya, kau yang menginginkan hubungan ini berakhir tujuh tahun lalu bukan? “ Rifha seolah-olah mendapat kekuatan untuk berbicara.

Rafi hanya terdiam, dalam hatinya muncul berbagai macam pertanyaan, ada apa dengan ini semua.

“ Sudah sampai, aku akan turun. Terimakasih untuk tumpangannya, calon adik iparku “ Rifha sengaja menekankan kata-kata itu pada Rafi. Rafi hanya terbengong-bengong.

Rifha turun dengan menahan air mata yang nyaris tak terbendung, tangannya tetap menggenggam satu lusin mawar itu.

Rafi masih tidak mengerti, aku harus mencari tahu jawabannya. Mengapa bisa begini ?, sebuah suara menghantam pikiran Rafi.

Ketika Hati Bicara -PARTII-

April, 2011
“ Aku mencintainya… “ ujar Rifha tertunduk lemas.
“ Ooooh, jadi bener kamu pacaran sama Rafi hah? “ bentak Disti tegas “ Kok Rafi mau ya ama lu? Ckckck… gua nggak nyangka banget lo “ lanjutnya masih pedas.
“ Gua dah nyangka kok, selama ini lo emang jadian sama Rafi.. tapi kok bisa ya..? Pake pelet apa lu? “ ucap Keyne sama kasarnya.
“ Lho, kenapa kalian nggak bilang aja sama Rafi kalau cewenya itu…. “ Lia, salah satu dari mereka menambahkan.
“ Hahaha… bener itu “ Keyne kembali tertawa-tawa. Rifha hanya bisa tertunduk lemas. Tak ada yang bisa diungkapkannya lagi. Ia sadar, mencintai Rafi dari awal memang sudah banyak resikonya. Baru beberapa bulan ia menjalinkan cinta, sudah banyak hadangan yang harus dihadapinya.
“ Kita semua mau, kalo lu PUTUS sama Rafi..! Faham itu! “ bentak Keyne. Rifha hanya bisa menangis terisak. Akhirnya, para pelabrak itu pergi meninggal Rifha dengan tangisnya yang sudah tak bisa dibendung lagi.
Rifha berjalan lambat-lambat, matanya masih perih atas labrakan yang tadi. Ia sebenarnya ingin menangis sekencang-kencangnya.
Setibanya ia dirumah, langsung ia ambil selembar kertas dan menulis dengan air mata yang tak bisa dibendung lagi.

Untuk kekasih hati dalam bumi jihad islami…
Di penjara suci…
Salam selembut salju untuk kasih suciku, untuk belahan jiwaku…untuk kekasihku.. sehangat mentari ku kirimkan madu cinta yang manisnya bisa kau kecup suatu saat nanti.. yang manisnya bisa kau cumbui dalam tangismu disujudmu.. sesejuk embun ku dinginkan hatimu yang terbakar rindu atas namaku…
Kekasihku…
Betapa indah kita saling mencintai,mengagumi,mengasihi,menerima satu sama lain,mendukung berbagi cerita dalam suka dan duka..tahukan engkau duhai kasihku, betapa aku mencintaimu..? betapa aku merindukanmu setiap malam, betapa aku berharapa bahwa suatu saat kita bisa berada dalam ikatan suci pernikahan..
Kekasihku…
Namun terkadang apa yang kita mau tak seperti yang terjadi pada diri kita.. sperti halnya aku, aku mencintaimu mungkin kau juga begitu, tapi sayang…beberapa orang menentang kita… tak semua berkata ‘iya’ tentang kita.. aku tak ingin membuat perpecahan antara kamu dan mereka…
Aku harap kamu mengerti..
Salam selembut beledu…
Yang mencintaimu “ Adinda Rifha Nur Lahma “
Rifha menutup surat itu dengan air mata yang benar-benar tak tertahankan lagi olehnya. Perlahan ia meletakan pulpennya dan membaringkan diri diatas kasurnya.
***
Pondok An-Nur
21 April 2011…

“ Maksudnya apa ini ? ” Tanya Rafi tak percaya. Diletakannya surat bersampul biru itu. Teman-temannya menggeleng tak mengerti.
“ Ada ada fi? Rifha bilang apa sama antum? “ Tanya Iqbal. Rafi tidak menjawab. Ia hanya terlihat sangat sedih, “ Tolong, ambilkan buku dan pulpenku “ ia meminta pada Yusril, kawan yang paling dekat lemarinya.
Yusril datang dengan membawa buku dan pulpen yang diminta oleh sang sahabat. “ Apapun yang terjadi, ana yakin antum bisa melewatinya “ ucap Yusril sambil menyerahkan barang yang diminta Rafi. Rafi hanya terseyum kelu.

April, 2011
Untuk adinda terkasih
Rifha Nur Lahma

Dinda tersayang…
Adindaku, gerimis penuh hatiku saat membaca bait-bait penderitaanmu. Adakah sekejam itu cinta kita berpisah..? lupakah engkau pada setiap syair yang kau ucapkan kepadaku…? Apakah masalah sperti ini bisa membuat cinta kita goyah? Lupakah engkau tentang peta masa depan kita?
Apa kau lupa rancangan hidup kita yang begitu indah..? apa kau lupa semua memori yang sudah kita buat..? apa kau tega menghancurkan semua yang sudah kita rencana kan..? ah adinda, fikiranmu terlalu sempit.. terlalu sederhana untukku… kau adalah bintang yang ku tunggu setiap malam.
Salam Rindu, Ukhuah mencintaimu…
Rafi..

Rifha menangis tersedu-sedu membaca, surat sang kekasih. Hatinya teriris pedih. Ah, andaikan aku bisa disampingmu selalu, akan kuhapus lukamu, dan kuganti kan dengan seyum indahmu. Batin Rifha. Tapi, sekarang ? apa yang harus aku lakukan? Sementara banyak pihak yang tak menginginkan hubungan kita? Dengan mendung dihatinya, Rifha pun mulai menulis surat balasan untuk Rifa.

Assalamualaikum Wr.Wb…
Untuk kekasihku Rafi Al Izzami
Di penjara suci…
Semoga kau dalam keadaan baik-baik saja…
Ah, aku bingung memulainya dari mana…yang jelas aku tahu keputusanku kemarin sunggunh menyakitkan hati kita bedua…sungguh menghancurkan mimpi-mimpi indah kita…
Namun, apa yang bisa aku lakukan? Sementara aku disini hanya sendiri…aku takut, penuh ketakutan. Seolah-maghligai yang kita bina merupakan suatu kesalahan yang besar… hingga banyak orang-orang yang tak menyukainya..aku takut semuanya salah…
Namun, aku pun memahami, bahwa aku benar-benar mencintai Rafi Al Izzami, tidakkah kau bisa melihatnya? Tidakkah semua yang aku tulis kemarin dusta belaka ?
Aku membencinya. Aku benci saat tak ada satu pun pihak yang mendukung hubungan kita, malah membencinya…apakah aku salah mencintaimu? Apakah aku salah menjadi bagian dari hidupmu..?
Apa yang harus aku lakukan? Apa? Beri aku petunjuk duhai kekasihku, belahan jiwaku… kuatkan aku…sungguh tak ada yang lebih aku cintai dimuka bumi ini selain dirimu…
Salam Beralas Rindu… <3
“ Adinda Rifha Nur Lahma “
***
“ Jadi demikian ya? Aku tak habis fikir. Siapa yang tak menyukai hubungan antara aku dan Rifha? Dimana salahnya? “ Rafi menggeleng-gelengkan kepalanya, tanda tak mengerti.
“ Ini semua, hanya salah faham bukan? Rifha tak benar-benar ingin putus darimu, akhi. Dia hanya dibawah tekanan. Ada beberapa pihak yang tak menyukai hubungan kalian “ komentar Iqbal.
“ Lalu sekarang, apa yang harus aku lakukan? “ Rafi terlihat bingung
Semua kawannya, terlihat bingung dan tak tahu apa yang harus mereka lakukan. Andai mereka semua berada diluar masalah ini pasti akan cepat selesai. Namun, mereka berada dipondok dan sulit untuk keluar dari sana. Tiba-tiba, Yusril berbicara.
“ Ahhha “ ucapnya ceria.
“ Astagfirullah “ ucap Rafi dan Iqbal bersamaan.
“ Kenapa ? “ Tanya Iqbal.
“ Lusa, Lusakan kamis, tanggal merah “ jawab Yusril.
“ Terus ?? “ Tanya Rafi tidak sabar.
“ Kita bisa ijin keluar dari pagi dan ajak Rifha !! “ kata Yusril menggebu-gebu.
Wajah Rafi dan Iqbal tampak terkejut. Mereka tidak berfikir sejauh itu. Itu merupakan ide bodoh dan mereka bisa langsung mati karenanya.
“ Apa ide itu ngga terlalu buruk “ Tanya Iqbal ragu, sementara Rafi hanya terdiam. Terlihat berfikir keras. “ Ana rasa ngga “, tiba-tiba Rafi berbicara,nadanya terdengar sangat amat yakin.
Yusril dan Iqbal tampak saling memandang. Mereka berdua tahu, sahabat mereka yang satu ini, bila sudah memutuskan sesuatu akan sulit untuk diubah. Dan mereka menyadari hal itu.
Lalu mereka pun mulai mengatur rencana dan acara. Setelah selesai, mereka tampak terseyum puas dan melirik satu sama lain.
***
Kamis, Mei 2011

Cape letih, satu hari penuh bersama Rafii , Iqbal dan Yusril. Pagi-pagi ada sms datang dan mengatakan bahwa Rafi masuk rumah sakit. Aku langsung menangis dan bertanya rumah sakit mana. Setelah, aku datang ke rumah sakit… mereka memang menyewa kamar, namun untuk memberikanku kejutan. Rafi tidak sakit. Hahaha :D bodohnya aku dapat tertipu oleh mereka.
Akhirnya, aku pura-pura marah dan ingin pulang. Mereka bertiga, malah memakasaku untuk ikut. Padahal aku sudah cemberut dan ngga mau bicara. Tapi…aku senang dengan ini semua. Mereka mengajakku ke Pasar Malam. Mskipun hari itu cuaca terik panas. Mengapa pasarnya disebut ‘Pasar Malam’ ?
Menghabiskan waktu dari pagi menjelang sore membuatku lelah, namun itu sama sekali tak berbanding dengan kebahagianku bisa bersama dengan sahabat dan kekasihku. Aku bahagia Tuhan..
Ah, ya Rafi memberikanku sebuah kalung dengan inisial R<3 Indah dan cantik.. hari ini kami ikrarkan..bahwa RIFHA <3 RAFI Forever.. :)

Love Rifha..

Ketika Hati Bicara -PART I-

Part I

“ Pertunangannya akan digelar satu minggu lagi “

“ Oh, ya udah nanti Rafi ambil penerbangan jam 6 aja mah. Nanti malam juga udah dateng kok “

“ Ya udah, kamu hati-hati ya “

“ Iya mah, “

Klik..sambungan telvon pun dimatikan. Rumah itu tampak mulai sibuk. Didalamnya sudah banyak sanak family yang datang dan menginap. Mulai tampai persiapan yang menyibukan mata. Satu minggu lagi akan diadakan pertunangan antara Rifha dan Hikmat.

Rifha merupakan gadis manis yang cerdas nan solehah. Kecantikannya mampu membuat kaum adam bertepuk lutut. Sedangkan Hikmat, lelaki soleh yang merupakan exsekutif muda dikelasnya.

“ Rafi akan pulang nanti malam “ suara Tante Ana mengagetkan Rifha yang sedang membuat kue. Tante Ana, adalah Ibu dari Rafi dan Hikmat.

DEG…Jantung Rifha berdetak lebih kencang.

“ Fha, kamu nggak apa-apa? Kok kayanya kamu syok sayang? “ Tanya Tante Ana

“ Ah, nggak apa-apa kok,Tante. Mungkin Fha kecapean pulang pergi kampus,rumah sama kesini “ ujarnya menyamarkan suara keterkejutanya.

“ Aduh sayang, makanya kamu jaga kesehatan atuh. Acara kan satu minggu lagi. Kalau calon tunangannya sakit gimana ? “ Tante Ana menjadi panik.

“ Iya kok Tante, ini juga Fha mau istirahat. “ jawab Rifha sambil terseyum, sedang hatinya bergemuruh.

***

Minggu malam, 20.15

Sosok tampan itu keluar dari taksi. Badanya tinggi tegap. Seyumnya menandakan keramahan yang luar biasa. Langkahnya pasti. Otaknya cerdas, fikirannya maju. Ya, dialah Rafi. Orang yang sudah ditunggu-tunggu kedatangannya.

“ Rafi… “ ucap Tante Ana senang. “ Anak mamah, udah pulang. Gimana keadaan kamu sayang “ ucap tante Ana sambil mencium pipi Rafi.

“ Iya mah. Aku baik-baik aja. Oh ya mana nih calon kakak iparku yang katanya cantik itu “ ucap Rafi sambil tertawa.

“ Hahaha, kamu Fi, bisa aja “ balas Hikmat sang kakak “ Dia lagi dibelakang, bikin minum buat calon adiknya “ lanjut Hikmat.

Tiba-tiba seorang gadis cantik datang keruangan itu sambil membawa nampan putih, berisi lima buah gelas teh hangat. Seyumnya malam itu terlihat kelu, namun tak ada yang menyadarinya. Semua terbawa pada suasana yang bahagia. Tapi…

“ Ini silahkan, minumnya “ ucap Rifha kepada Rafi. Mata Rafi seakan keluar dari tempatnya dan gelas yang ia pegang jatuh kelantai. Semua melihat kearah mereka “ Eh, maaf..maaf gelasnya licin “ Rafi langsung menguasai suasana dan perasaannya.

“ Iya maaf, biar saya ambil kain pel dulu “ Rifha seolah menghindar.

“ Aduh sayang, nggak usah. Biar bibi aja “ larang Tante Ana.

“ Tapi, Tan…. “ sebelum selesai bicara Hikmat sudah memotong “ Sayang, kamu kan calon istri aku. Nggak usah kaya khadimat gitu ah. Kamu udah cape seharian bikin kue. Sini duduk sama aku “

Mau tak mau Rifha menghampiri Hikmat, selesai menaruh nampan diatas meja ruang tamu. Suasana kembali hangat, namun canda tawa malam itu tak bisa menghilangkan segenggam perasaan tak nyaman antara Rifha dan Rafi. Keduanya tak banyak bicara. Hanya sekali terseyum dan tertawa, perih.

Pukul setengah sepuluh percakapan hangat itu berakhir dan Hikmat mengantar Rifha pulang ke rumahnya.

***

Pukul 02.14

Drrrtt…drrrtt….drrrttt…

Handphone itu bergetar berkali-kali membuat Rifha terbangun dalam keadaan terkantuk-kantuk. Ditemukannya beberapa sms yang isinya sama semua dan hampir lima belas panggilan tak terjawab.

Aku mohon angkat telvonku

Sender: 087772204995

Tiba-tiba handphonenya bergetar lagi saat ia akan membalas sms itu. Hatinya ragu untuk mengangkatnya, namun ia meyakinkannya.

“ Ha..halo…? “ ucapnya ragu

“ Rifha “ suara serak itu memanggil namanya.

“ Iya, ini aku Rifha “ suaranya bergetar mendengar siapa yang menelvon. Suara itu sudah lama tak ia dengar. Suara yang ia rindukan selama ini. Suara yang membuatnya menangis semalaman. Suara yang ia selalu nantikan.

“ Rifha… ! Rifha… aku merindukanmu “ suara itu masih sama seperti dulu. Jantung Rifha bergetar hebat. Rasanya seluruh ruangan berputar cepat. Perutnya terasa mual dan kepalanya pening. Rifha langsung membaringkan badannya lagi kepembaringannya.

“ Rifha, jawab Rifha..aku ingin mendengar suaramu…aku ingin mendengar tawamu, aku ingin mendengar suaramu… Rifha aku mohon… “ suara itu memelas. Tak ada jawaban hanya terdengar suara tangis Rifha. Setelah menarik nafas, Rifha akhirya berbicara. Ia tahu, hal ini akan datang. Seharusnya ia lebih kuat mengahadapi ini semua, namun nyatanya saat waktunya tiba, ia tetap tak kuat untuk mengatakannya.

“ Ma..mmaaafkan aku “ suaranya masih kaku dan terbata-bata.

“ Aku tak mengerti apa yang terjadi denganmu Rifha, kenapa kamu tega…? “ suaranya terdengar lebih sakit.

“ Aku…aku “ suara Rifha langsung dipotong oleh sang penelvon “ Aku masih mencintaimu Rifha..bahkan saat ini pun aku masih mencintaimu… “

“ Tapi, Rafi…kamu harus mengerti “ ujar Rifha tangisnya sudah pecah dan tak bisa ditahan.

“ Temui aku besok pukul satu, aku ingin kita bertemu…aku mohon “ dan telvon pun dimatikan.

Rifha langsung menutup matanya. Air mata mengalir deras dipipinya. Rafi, kekasihnya. Orang yang hampir 7 tahun ditunggunya, cinta yang banyak aral rintangannya. Yang membuatnya lelah hingga memutuskan untuk mengakhirinya.

“ Maafkan aku Rafi, “ ucap Rifha sambil menutup matanya. Menangis.

no title

8.9 *thx :)

Dulu.. :(



Tahukah engkau…?



Dulu aku pernah mencintai seseorang yang sama sepertimu, dulu aku pernah menggilainya sama seperti aku menggilaimu… mengharapkannya namun tak sama seperti aku mengharapkanmu… aku lebih…dan lebiih lagi menginginkanmu… :(



Ia, yang berhasil merajam aku dengan sebilah rindu dan seonggok cinta semu dalam langit kelabu, yang berhasil mematahkan hatiku dan menyusunnya lagi… ia yang membuatku buta akan diriku sendiri, tak mengenali siapa aku… yang ku tahu aku terobsesi padanya…



Ia, yang berhasil membuat aku menangis karena cintaku, tahukah engkau aku menunggunya berhari-hari,bulan bahkan tahun, meskipun aku menjalinkan cinta dengan yang lain, aku tetap menunggunya… menunggu orang yang akhirnya mematahkan hatiku, orang yang hanya sekali membalas suratku sedang, syarir rindu selalu aku latunkan… :'(



Ia, yang berhasil membuatku dihantui rasa penasaran, ia hanya mempermainkan perasaanku… :@



Aku sakit sehabis dengannya, tak kusangka waktu ku habis karenanya, sebenarnya ini yang membuat aku takut untuk mencintaimu, TAKUT… :(



TAKUT KISAH ini akan berakhir sama… pedih, pedih dan pedih… meskipun ini salah satu pendewasaan diri…

Namun kali ini, aku lebih tenang menghadapi mu, aku lebih dewasa mengharapkanmu, semua yang terjadi atas kehendakNya… :))



Aku tak akan meminta lebih dariNya, memandang dari balik angin pun aku mau asal selalu bisa melihat seyummu :')



Aku tahu kau tak mungkin bisa mencintaiku, menginginkanku seperti aku yang menginginkanmu, namun aku memastikan diri agar aku sanggup menerima semua yang kelak terjadi padaku, pada cintaku, pada kisah ini…



Aku bersyukur, karena atasmu, aku bisa merubah diriku, menjadi gadis yang lebih baik, jika bukan karena sikap angkuhmu aku tak akan menjadi sperti ini… mungkin aku masih berada dalam jalur setan dan sulit untuk keluar… :)

8.9. *thx…

YOU <3

JUARA III 'CIPTA CERPEN' HIMBASDA FESTIVAL ART 2011 :)

“Tongeret tong

…Tongeret tong kerrmiiii… Tamiang dibeulahan dibeulahan
Awewe wantererrrrrrrrrrrr…. Awewe wantereriiiiiiirrrr….Ngajak kawin kaduaan kaduaan..” suara itu terdengar berkali-kali, ceria dan semangat. Aku yang baru bangun langsung melihat ke jendela kamar. Kulihat beberapa anak se-usiaku, tengah asyik memainkan angklung dan dogdog ( dogdog merupakan alat musik tabuh yang terbuat dari batang kayu yang berongga dengan bulatan berdiameter 15 cm dan ujungnya mengecil berdiameter antara 12-13 cm, sedangkan panjangnya lebih kurang 90 cm hingga 100 cm. Pada ujung bulatan yang berdiameter 15 cm itu ditutup dengan kulit kambing yang telah dikeringkan, kemudian diikat dengan tali bambu dan dipaseuk / baji untuk mengencangkan kulit tersebut, sehingga kalau dipukul Akan mengeluarkan suara dog.. dog.. Jadi, dogdog lojor adalah dogdog yang panjang ).

Aku menarik nafas panjang. Terbayang dibenakku beberapa tahun silam saat aku pun berlatih keras seperti mereka. Namun, perasaan itu kini tlah hilang terkoyak sebuah kejadian. Aku berjalan lemas menuju dapur, kulihat ibu sedang asyik membungkus lontong. Aku terseyum kecut, ibu melirikku dengan tatapan bingung.

“ Loh, Asep? Kenapa kamu? Kok keliatan kurang sehat gitu? “ Tanya ibu bingung. Aku hanya menggeleng. Diam-diam ada rasa salut luar biasa untuk ibuku tersayang. Setelah kematian bapak, hanya beliaulah yang menghidupi aku dan Ujang, Kakakku.

“ Oh ya, udah lama kamu nggak ikut latihan dogdog lojor. Seharusnya mah kejadian yang lalu teh nggak usah diinget-inget lagi, atuh bageur. Kamu mah sekarang teh, harus bisa melesetarikan kesenian khas ini, agar semua orang teh tau tentang dogdog lojor, seperti kemauan bapak kamu “ ibu menasehatiku dengan kata-kata yang mengiris hatiku.

Hm….aku menarik nafas lagi “ Ah, Ibu, Asep hanya sedang tidak enak badan, nanti juga Asep akan latihan lagi “ jawabku sambil berlalu. Ibu hanya menatapku tanpa mampu berkata-kata lagi.

***

Sudah tiga tahun sejak kejadian itu berlalu, tapi rasanya baru kemarin aku melihat bapakku terbujur kaku dalam liang lahat. Beliau tak sempat melihatku menjadi siswa SMA yang gagah. Mungkin beliau, sekarang tengah kecewa terhadap sikapku yang seolah melupakan jati diriku. Pemain dogdog lojor.

“ Asep ! “ panggil Pak Purwa, aku menoleh. Melihatnya, seolah aku melihat bapakku. Seyumnya selalu mengembang. Kumis hitamnya pekat, membingkai bibir hitamnya. Mungkin terkena asap rokok yang terus menerus. “ Ada apa, Pak? “ tanyaku sambil terseyum. “ Kamu kan anak pelatih dogdog lojor “ aku terdiam, “ Apa kamu mau menjadi salah satu anggotanya untuk mengikuti lomba kesenian antar kabupaten? “ Tanya Pak Purwa, sambil tersenyum miring. Aku terdiam. “ Nanti, akan saya fikirkan lagi, Pak. “ jawabku kelu. Aku melangkah gontai menuju rumah, aku selalu benci apabila aku memikirkan tentang kesenian brengsek itu, yang telah merenggut nyawa bapakku tiga tahun lalu.

Ibu menyambut kepulanganku, dengan senyumannya. “ Assalamualaikum “ kataku sambil mencium tangannya. “ Wa’alaikumsalam “ jawabnya, ada senggurat kelelahan diwajah cantiknya itu. Kini, aku tahu kenapa bapak sangat mencintai ibu, mantan muridnya itu, karena beliau sangat cantik. Ibu dulu pemain angklung dikesenian dogdog lojor punya bapak. Kata bapak, bapak sangat mencintai ibu saat pertama kali beliau melihat Ibu. Ibu merupakan orang pertama yang bapak cintai. Dan selamanya.

“ Kamu udah makan, Sep? “, aku menggeleng sambil tersenyum. “ Nanti saja mau solat ashar dulu “ jawabku sambil berlalu dari hadapan Ibu.

Biasanya, kalau sore begini, kak Ujang sedang melatih dogdog lojor di alun-alun. Ada sedikit rasa rindu pada permainan itu. Oh hmmm, tiba-tiba aku teringat tawaran Pak Purwa. Selama dua tahun terkahir ini, beliaulah yang mengurus semua kebutuhan sekolahku, karena beliau tidak mempunyai anak. Tapi, bukankah aku sangat membenci dogdog lojor? Aku akan bicara, aku tak akan ikut permainan itu lagi. Selamanya.

***

“ Maaf pak, saya nggak bisa “ akhirnya kata-kata kematian itu meluncur dari bibirku. Aku langsung melihat mimik kekecewaan dalam wajah Pak Purwa. “ Ah, ya sudah. Bapak mengerti. Kamu masih belum bisa menerima kejadian itu bukan? Tapi, bapak akan selalu menunggu kamu, Sep “ jawab Pak Purwa sambil menepuk bahuku. Aku tersenyum kecut. Maafkan aku, Pak. Bantinku.

Entah mengapa hari itu rasanya ingin sekali aku ke makam Bapak. Aku rindu sekali. Dengan langkah cepat, aku pergi ke makam bapak. Bau Kamboja, semerbak bermain dipenciumanku. Sudah lama aku tak kesini. Perlahan, dengan tubuh bergetar aku hampiri nisan kayu itu. “ Bapak “ ucapku lirih. “ Asep rindu, Bapak. Rindu sekali. Rasanya sudah lama Asep nggak kesini. Bapak apa kabar? Asep nakal ya? Asep nggak menjalankan amanah Bapak. Apa Bapak marah sama Asep? “ tak tahan air mata itu, meluncur sempurna sudut mataku.

“ Pak, Asep sayang bapak. Apa yang harus Asep lakukan, Pak? “ Tanyaku dalam kebisuan. Hening sejenak, saat aku mengusap air mata yang jatuh dipipiku. “ Asep “ suara berat itu tiba-tiba mengagetkanku. Aku menoleh, Bapak? DEG, jantungku berdetak cepat. “ Asep, sini nak.. “ ajak sosok yang amat aku rindukan itu. “ Ba…bapak…? “ tanyaku seolah tak percaya. Bapak mengangguk. Tanpa basa basi aku langsung memeluknya erat. “ Kamu kenapa, nak? “ Tanya Bapak lagi. “ Asep, Asep rindu Bapak “ kataku sambil terisak.

“ Asep, didunia ini tak ada yang abadi. Bapak juga merindukan kamu. Bapak sedih, melihat kamu yang seperti ini, membenci kesenian kita, karena bapak. Padahal budaya kita “ aku memandang Bapak, seolah tak percaya. Bapak balas memandang. Tatapannya teduh. “ Dengarkan, Asep yang bapak kenal tidak seperti ini, ia sangat mencintai keseniannya. Sangat membanggakannya, bukankah kita harus membanggakan apa yang kita miliki nak? Bapak tak punya apa-apa. Bapak hanya ingin kau menjaga apa yang sudah kita miliki “

“ Asepppp….. “ kudengar suara teriakan lagi, berbeda. “ Aseeppp…. Apa yang kamu lakukan disana nak? “ ya, aku benar-benar mendengar teriakan itu, lebih histeris kali ini. Ibu, suara itu suara Ibu. Tiba-tiba ada yang menubrukku. Ibu memelukku erat sekali. “ Asep, apa yang kamu lakukan dimakam bapakmu? “ Aku melihat Ibu, lalu melihat diriku sendiri. Bajuku kotor penuh dengan tanah kuburan Bapak. “ Ayo nak, kita pulang, sudah mulai larut “ ajak Ibu sambil membangunkanku.

***

Sore itu, seperti biasa aku berlatih basket bersama timku. Tapi, aku sama sekali tidak berkonsentrasi terhadap permainanku. Pikiran dan pandanganku, terus kearah lapangan seberang, tempat anak-anak lain berlatih dogdog lojor. Entah kenapa, ada rasa rindu yang menusuk jantungku. Permainanku buruk, operanku tak menarik, semua seolah membenciku hari itu. Timku terus mengutukiku. Bola seakan membenciku. Hati kecilku berkata, tak seharusnya aku memainkan bola liar ini. Harusnya aku disana, memainkan dogdog yang selama ini diam-diam aku rindukan. Latihan pun selesai dengan kemarahan beberapa anggota tim terhadapku. “ Dasar ketua tim nggak becus lu “ ucap Dika kasar. Aku hanya menunduk tak berdaya. Langkah gontai menuntunku menemui Pak Purwa. Pak Purwa sempat kaget melihatku, namun diwajahnya terukir sebuah senyuman indah.

“ Pak, Asep mau berlatih dogdog lojor lagi “ kataku sambil memohon, Pak Purwa hanya mengangguk da tersenyum. Ada rasa hangat yang menyelimutiku saat itu, rasa yang ingin aku musnahkan namun aku tak mampu.

***

“ Heh, penghianat! Boleh ya, ternyata lu maen belakang ama kita…!! “ bentak Riki sambil menarik kerah bajuku. “ Iya, hajar aja. Ketua tim apaan? Lebih milih kesenian nggak jelas dibandingkan kita. TIM BASKETnya! Udah pengen mati kali bos “ Aldo mengompori Riki. “ Sini gua yang hajar “ tawar Dika. Aku hanya pasrah. Inilah, yang paling tidak aku inginkan. Kekerasan. Buk..tonjokan itu berhasil mendarat dengan manis dibibirku. Darah segar mengucur dari sela bibirku. “ Heh, sekarang loe milih, mau tetep ikut tim basket kita, atau pak Purwa kesayangan lu itu dipecat ? “ ancam Dika. Dika dan Riki merupakan anak dari pemilik yayasan tempatku bersekolah. Aku menunduk lemas, rasa perih menyelimuti, bukan karena bibirku, namun karena ancaman mereka.

Akhirnya aku berhasil menguasai diri, “ saya, akan pilih dua-duanya “ jawabku tegas, mengingat aku ketua tim basket mereka aku punya tanggung jawab besar atas timku. Mereka yang menyerangku memandangku seolah tak percaya. Latihan basket sudah cukup melelahkan, ditambah harus dogdog lojor. Namun, mereka mengiyakan dengan beberapa catatan.

***

Badanku terasa remuk, memang inilah konsekuensi yang harus kuambil saat aku bermain basket dan dogdog lojor. Aku baru sadar, tanggal perlombaan basket dan dogdog lojor ini pada hari yang sama. Aku harus ekstra kuat dan hati-hati dalam menjaga kesehatanku. Hari H tinggal satu hari lagi. Aku benar-benar kelelahan. Rasanya semua tubuhku menjadi bubur saat aku rebah dikasur. Pak Purwa menasehatiku berkali-kali untuk memikirkan ide gilaku ini. Namun, berkali-kali pula aku menolaknya. Aku pasti bisa!

Hari H pun tiba, pukul 09.00. aku menarik nafas panjang. Pukul 11.30 aku harus sudah berada di gedung kesenian. Aku terus berdoa, semoga permainan kali ini lancar.

Permainan dimulai dengan tembakan-tembakan indah hasil latihanku dan kawan-kawan. Set pertama dapat kami lewati dengan mulus, staminaku masih bagus. Timku, terus mengelu-elukanku. Aku tersenyum lega. Set kedua dimulai, lawanku mulai terlihat panas. Timku mulai kelabakan, aku pun merasa staminaku berkurang. Waktu permainan tinggal lima menit lagi. Skor seimbang dengan 78-78. Ya, hanya satu tembakan lagi, kataku dalam hati. Akhirnya dengan sisa tenaga yang ada aku berusaha mengoper bola pada Ray. “ Ray… Ray…” aku berteriak. “ Tangkap ini !!! ” ucapku hampir tertahan sambil mempertahankan bola. Ray berhasil menangkap bolaku, ia berlari kencang.

Tapi, tim lawan hampir menguasai bola. Ray yang cerdik langsung memberikannya pada Angga yang sedang pada posisi ‘manis’ tidak menyia-nyiakan kesempatan dan…MASUK…!! Ah, lega rasanya. Sorai-sorai penonton memenuhi auditorium. Priittt…priiitt… Peluit dibunyikan tanda kemenangan dan waktu habis, Aku benar-benar lega. Tanpa buang-buang waktu aku langsung mengambil tas dan berlari kearah jalan raya. Tak kuhiraukan lagi tim dan penontonku.

Aku langsung menyetop angkot. “ Bang, lewat gedung kesenian ya? “ tanyaku, nafasku seolah memburu. “ Iya, ayo naek “ jawab si abang angkot. Mobil berjalan lambat menurut perasaanku. Saat lampu merah, mobil ‘harus’ mengetem. Ah, aku benci. Aku langsung turun dan membayar angkot.

Aku berlari dengan sisa-sisa tenaga, saat aku berlari Dika lewat dan memberhentikan motornya, ia menoleh. Isyarat untuk menaikinya. Tanpa basa-basi aku langsung menaikinya. Tiba di tempat acara hanya ada waktu lima menit untuk ganti kostum. Aku benar-benar lelah. Tapi, aku berusaha untuk tetap tenang.

“ Baik… inilah SMA XX “ sambut sang pembawa acara. Riuh rendah penonton bersorak, tepuk tangan membahana disetiap kursi penonton.

Diawali pukulan dogdogku sebagai aba-aba bagi pemain angklung, maka permainan pun dimulai pada pukulan dogdog pakpak pong, pak………… Pak……pong, serempak pemain angklung pun memainkan alatnya. Permainan dogdog kami sudah cukup dikatakan lengkap. Mulai dari ucing-ucingan, oray-orayan, ngadu dogdog, ngadu domba dan terakhir ngadu jalan.

Saat dilagu terakhir, mataku tertuju pada sosok gadis manis berkerudung merah. Aku jadi langsung teringat lagu Band Wali dan terngiang-ngiang dalam telingaku…’tiba-tiba aku terpana ada kejutan tak terduga dia gadis berkerudung merah,hatiku tergugah tergoda…’ aku tersenyum geli, semangatku langsung timbul kembali. Kebetulan lagu yang aku bawakan saat ini adalah ‘Kacang Buncis’. Aku melirik gadisku, aduhai dia pun tampak terseyum malu.

“ Pak…pakk…pong… Cis kacang buncis nyengcle…heiii Ti anggolati kuda…hoiiii Nu geulis tembong pingping…pakk..pakk pong…Keun bae jang kaula…hoiii Cis kacang buncis nyengcle,,,Kembang cengek nu mencenges…heiii…heiii..hoii Nu geulis keur ngalewe…hoiii.. Dasar awewe jerenges pak…pongg pang…” tutup kelompok kesenian kami. Sambil menahan seyum aku kembali melirik gadis berkerudung merah itu. Ada getar-getar aneh yang baru aku rasakan. Aku berjalan tegap menuju Pak Purwa. Beliau tampak tersenyum bangga terhadap aku dan kawan-kawanku.

Pengumuman pemenang pun akan diumumkan, sebelum memberitahu siapa yang menang sang ketua pelaksana memberikan sepatah dua patah kata sebagai penutup dari acara. “ Selamat untuk kalian semua. Generasi muda yang mencintai seni dan mengapresiasikannya. Saya berharap, kedepannya generasi muda di Lebak ini mampu mengembangkan seni yang sudah ada. Bukankah akan indah bila kita semua mencintai kebudayaan kita sendiri. “ tepuk tangan penonton kembali terdengar kencang “ Akhirnya kita tiba pada acara yang dinanti-nantikan. Pengumuman juara. Baiklah… untuk juara tiga jatuh pada …. SMAN XIV …” penonton bersorak-sorak.

“ Juara…kedua… SMA XIX “ penonton kembali bersorak. Namun, hatiku cemas. Pasti tidak akan menang. Baru kami akan melangkahkan kaki keluar,

“ Juara satunya… jatuh kepada SMA XX… “ kami semua terdiam. Haru memenuhi rongga hatiku. Pak Purwa memintaku untuk memberikan sambutan sebagai perwakilan. Dengan hati bergetar aku pun maju.

“ Assalamualaikum… hmm… saya tidak tahu harus mulai darimana. Tapi yang jelas puji syukur terlimpah pada Allah swt. Kemenangan ini, untuk kawan-kawan dogdog lojor SMA XX, pembingbing kami Bapak Purwa, Ibuku dan untuk Bapakku. Bapakku yang tewas karena melindungi alat-alat dogdog lojor saat beberapa orang yang tidak menyukai keberhasilannya berniat untuk mencuri. Bapak yang rela terkena bacokan dan tusukan pada tubuhnya, untuk membela semua alat dogdog lojor…dan Bapak yang selalu mencintaiku… terimakasih…” ucapku sambil terisak-isak. Penonton hanya terpaku mendengar ucapannku. Tiba-tiba seorang penonton berdiri dan bertepuk tangan, diikuti oleh semuanya.

Akhirnya kini aku mengerti, inilah tempatku. Inilah duniaku. Aku berjanji, mulai dari sekarang aku akan lebih memperhatikan satu-satunya peninggalan bapak ini. Aku baru menyadari betapa peninggalan bapak ini sangat berarti. Tak akan mampu terganti dengan harta yang melimpah. Seni adalah sesuatu yang indah bila kita mampu mengapresiasikannya dengan tepat.

Lalu, bagaimana dengan gadis berkerudung merahku? Akan kucari kamu. Sampai kutemukan dirimu… dan akhirnya aku tahu…

“ Namanya Laila…”

#THE END#

2 Days with 2 turtles and 1 pen :)

oleh Nda Nida Adilah pada 26 Maret 2011 jam 11:39

buat sahabat-sahabatku yang selalu ada untukku, Febi, Ajenk, Dini dan semua orang yg pernah dj tempat nangis aku..*maap ya nda tu cengeng :D

(: ... buat semua inspiratorku... :)

SEMOGA PADA SUKA :*




One Day..



“ Muhammad Yudha Darmawan…? “ suaraku tercekat

“ What? “ tanya Ginza

“ Muhammad Yudha Darmawan… yeah, it’s Muhammad Yudha Darmawan “ aku tak menjawab pertanyaan Ginza

“ Hello… Miss Aaliyah El Zarifa… “ Ginza mengguncang bahuku.

“ Eh, iya.. kenapa…? “ aku baru tersadar.

“ What happened? It seems that you’ ve just seen a ghost! “ Ginza terdengar gemas.

“ No.. I’m fine!! “ kataku sambil melirik laki-laki yang berada dideretan paling belakang.

“ You must talk to me! Whose Muhammad Yudha Darmawan? “ Ginza kembali bertanya.

Aku menarik nafas panjang. “ Bukan siapa-siapa… forget it..! “ aku memejamkan mata.

Kenapa harus bertemu lagi? Kenapa harus dia? Kenapa? Why? I begin crazy, now!

“ I think, he’s your ex boy friend right? “ Ginza masih penasaran.

Aku tersentak, like this? No! He’s not my ex… he’s still my boyfriend … Aarggh… Aaliyah El Zarifa you’re right, you begin crazy!

Aku terus melirik kebelakang. He is my Yudha, ya… he is my Prince Turtle.. “ Elza, come on talking to me! Who is he ? Penasaran nih! “ Ginza mengeluarkan cemberutannya.

“ Oh, friend you look so cute if you are morose like that hahaha “ aku malah membercandainya.

“ Ayolah, Elza. Cerita…ceritaa cerittaaa…. “ Ginza mencubit pipiku gemas.

“ Auw…. It’s so sick okay!! “ aku memegang pipiku.

“ If you don’t feel sick, please tell to me who that boy is? “ Ginza masih memeras pipiku.

“ Allright!! “ kataku sambil melepaskan tangannya.

“ Do you still remember small turtles in my bed room,beside books? Yeah, the turtles are from him. His name is Muhammad Yudha, Za ketemu sama dia beberapa tahun lalu, waktu lomba di provinsi juga. Waktu itu, Za sama dia ikutan cabang story telling. He comes from Pandeglang. And in Anyer Beach we promised to see each other. “

“ Oh, no comment! “ Ginza mengangkat bahu.

“ You are suck “ giliran aku yang cemberut.

“ Hahaha, nggak kok. Gua Cuma nggak mau komen aja. Pantesan dia kaya yang kenal sama lu. Mungkin dia masih inget sama lu, Za ”

“ Really? “ tanyaku, mataku langsung aku alihkan lagi pada kursinya. Dia tengah melihat kearah lain.

“ No, Ginza!! “ kataku kemudian, “ Dia udah lupa kali sama gua.. hmmm “ aku menarik nafas panjang.

Sebenarnya hari itu adalah technical meeting untuk lomba bulan depan. Tapi, entah mengapa sejak aku bertemu dengan Yudha hatiku tidak karuan. It’s so hard to breath! Crowded.

Dia jauh terlihat berbeda, berbeda dari 2 tahun lalu saat aku bertemu dengannya. Sebenarnya satu tahun lalu kami sempat bertemu disalah satu perlombaan juga, sikapnya dingin waktu itu. Aku hanya sempat berkata “ Janji adalah hutang “ dan dia hanya tersenyum. Yudha, I really miss you.

Kali ini, aku kembali mewakili sekolah dan wilbi (wilayah binaan.red) untuk mengikuti salah satu lomba yang diadakan oleh kemenlu. Aku sama sekali tidak menyangka kalau yang diutus dari sekolahnya adalah dia! He’s my Prince Turtle.

Aku terus memperhatikannya. Sulit rasanya aku memalingkan wajah dari senyuman khasnya. Dia sudah banyak berubah, terlihat lebih berisi, rambutnya juga sudah tidak seperti dulu. He looks mature, handsome.

***

“ Dia dapet Negara apa si, Gin? “

“ I don’t know… “ Ginza mengangkat bahu.

“ Kita dapet Negara apa? “

“ Thailand, The Kingdom of Thailand! “

“ Oh, who is our guide? “

“ Kak Guna, aarghh… he looks so cute… “

“ Ah, no! well he looks handsome, but in my thought now Yudha is more handsome hahahaha “ aku tertawa lagi.

Ginza melihatku dengan tatapan defensifnya. “ You begin crazy Ms. Aaliyah El Zarifa “ tatapannya sungguh membuat aku geli.

“ Really? I just miss him! So much! “ kataku sambil tersenyum miring.

Waktu lunch tiba, aku, Ginza dan guru pembimbing dari sekolah langsung mengantri mengambil makanan. Sayangnya, saat kami tiba di sekeretariat makanan sudah habis dan belum datang lagi.

“ Oh, I am very hungry “ Ginza beberapa kali mengeluh.

“ I know Ginza, berhenti mengeluh! Cape dengernya ” aku membekap mulutnya.

“ Iya, atuh Ginza sabar. Ibu juga lapar “ akhirnya guru pembimbing kami bersuara juga.

“ Okay, but you must discharge your hand in my mounth “ Ginza berbicara, suaranya lucu karena mulutnya dibekap oleh tanganku.

“ NOW!! “ Ginza kembali bersuara.

“ Okay “ kataku sambil melepaskan tanganku.

Ginza tampak menarik udara dalam-dalam. Kasihan juga pada sahabatku yang satu ini. Tetapi dia terlalu bawel untuk berbicara *hahaha bukannya aku juga seperti itu.

“ Dia ngeliatin lu lagi, Za “ Ginza berbisik ditelingaku. Saat aku turun ke lantai bawah dia sudah sedang memakan makan siangnya. Aku meliriknya, dia sedikit kaget. Aku juga. Yudha… may I say hello?

“ Lu say hello kek, apa kek… dusun ih sama ‘teman’ lama nggak kaya gitu “ Ginza menekankan kata ‘teman’ dan itu langsung mendapat penolakan dari otakku. Perasaan kita nggak pernah bilang apa-apa deh, berarti biar gimana pun kita masih ada hubungankan? Hati kecilku bersuara sangat pelan.

Sambil menunggu makanan kami datang, aku hanya duduk dan mengobrol with Ginza.

Aku memegang nota kecilku, disana aku mulai menulis lagi…

“ Write something again, right? And about him? “ Tanya Ginza,

“ Look this “ kataku sambil menyerahkan notaku…

Ketika Tuhan Bicara

Aku pernah bertanya pada Tuhan…

Apakah terlalu cepat aku mencintainya…?

Apa terlalu cepat aku mengaguminya…?

Apa suatu saat nanti Tuhan mengizinkan aku bersamanya…?

Saat, aku merintih dalam tangisanku.. Tuhan tetap enggan menjawab pertanyaanku..

Aku hanya mampu terdiam, bertanya dalam hati..

“ Apa aku salah seperti ini…? “ tapi, ternyata Tuhan menjawab tanyaku…

Tidak ada yang salah dalam mencintai seseorang…

“ Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaklah dia memberitahu saudaranya ( Hr. Abu Daud dan AT-Tirmizi ) “

Tapi, Tuhan…aku sudah memiliki kekasih..bagaimana dengan dia? Oh, aku tahu dia pun yang aku cintai sudah memiliki kekasih…

Tuhan kembali memelukku lagi, tenang rasanya “ Dan apabila kami berikan rahmat pada manusia, niscaya mereka gembira dengan (rahmat) itu. Tetapi apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) karena kesalahan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa (Ar-Rum-36)

Tapi, Tuhan…

Aku tak mampu… aku tak bisa(bahagia)…meskipun ini rahmat atau apalah namanya aku tetap tak bisa… aku lemah tentang rasa ini,

Tuhan kembali menjawab pertanyaanku “ Dan janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang beriman (Al Imran-139) ”

Aku hanya mampu terdiam sekarang… lalu apa yang harus aku lakukan sekaran Tuhan…?

“ Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (Al-Baqarah-45) ”

Aku terdiam.. jadi begitulah perasaanku padamu…aku akan bersabar, karena Tuhankku bicara dan memintaku untuk bersabar..*Serang,24 Maret 2011

Ginza terdiam, tangannya bergetar membaca puisiku atau aku lebih senang menyebutnya prosa.

“ How this time? “ tanyaku sambil tersenyum,

“ Best!! You are always perfect, honey. Mm.. I think this is for him, isn’t it? “ Ginza memerhatikanku dengan seksama.

“ Mmmm… if you think like that. Maybe “ kataku sambil mengangkat bahu.

Makan siang kami akhirnya sampai. Aku dan Ginza langsung memakannya. Karena kami sedang tidak solat, kami hanya duduk-duduk depan tempat acara dilaksanakan.

Tiba-tiba Yudha lewat. Astagfirullahaladzim… Jantungku berdetak sangat cepat. Apa yang sedang terjadi padaku Tuhan? Seingatku, jantungku terakhir berdetak cepat saat bertemu dengan seseorang yang juga tak bisa aku miliki beberapa tahun lalu.

“ Dia lewat Za, iih gayanya sengak banget siii.. “ Ginza gereget.

Hmm… aku menghembuskan nafas panjang-panjang. “ I don’t know, I couldn’t think now!! Kayanya ada masalah sama system saraf saya!! “ aku mengeluh.

***

Acara technical meeting berakhir tepat pukul empat sore. Aku melangkah bersama Ginza, menuju parkiran.

Kelompok Yudha belum selesai dengan sesi bimbingannya. Aku meliriknya sekilas. Ah, dia sedang tidak memerhatikanku.

Aku, Ginza dan guru pembimbingku langsung naik ke mobil dan pulang. Dalam hatiku berdoa. Semoga akan ada keajaiban.

***

@My Bedroom…

20.45

Aku menghempaskan tubuhku. Hari ini rasanya lelah sekali. Aku langsung mencari handphoneku. Aku ketikan satu nama pada pencarian facebook, Muhammad Yudha Darmawan.

Encounter! Hatiku memekik kecil. Aku memeriksa Infonya, benar dugaanku. Statusnya berpacaran tapi, tidak tercantum.

Hatiku seketika itu langsung menciut! It’s false, if I am jealous right?

Aku langsung mengirim pesan setelah mengirimkan permintaan pertemanan padanya.

Aslm… Yudha… masih inget sama saya?? Tulisku.

Aku tidak mengharap akan dibalas. Tapi jika memang benar?

Ah entahlah, aku pun memejamkan mata. Tidur.

***

“MY MESSAGE WAS RESPONDED” Hatiku berteriak sangat kencang. Aku dan dia pun langsung saling menulis pesan.

Tapi, tunggu. Ini salah. Ini tidak benar. Aku sudah memiliki kekasih. Hm… dia pun mengatakan hal yang sama lalu bagaimana?

Apakah aku akan membiarkan ini terus berlanjut?

Ayolah Elza, jangan biarkan kau bertindak bodoh!! Jangan biarkan kau masuk pada lingkaran sesat. Kau tak akan mudah untuk keluar. Otak warasku, besuara. Sangat lemah. Aku merintih, tanganku terlalu dingin. Aku takut!!

Aku tak pernah, takut merasa kehilangan separah ini!! Aku harus bagaimana Tuhan? Give me reason to feel this!!

***

6 Tahun Kemudian…

“ Selamat ulang tahun yang ke 21 lya Elza and congratulations on your graduation !! You’re the best girl… Wish you all the best!! “ Yudha menyalamiku.

“ Thx. But, I don’t see a nice woman accompany you…!! “ kataku menyindirnya.

Yudha hanya terdiam. Enam tahun sudah berlalu, kami hanya berteman. Tak pernah lebih. Bahkan Yudha sudah memutuskan untuk menikah dengan pacar SMAnya. Aku kaget, aku sakit dan aku kehilangan akal sehatku.

Lulus dengan mahasiswa predikat terbaik Eksbang ( Ekonomi Sosial Pembangunan ) tak membuatku bahagia. Aku hanya menginginkanmu Yudha. Sampai sekarang. Sampai detik ini.

Yudha menggandeng tanganku lembut. Hembusan angin pantai menerpa kerudungku. Tidak jauh dari tempat kami berdiri, merupakan tempat entah berapa tahun lalu kami bertemu. Pantai Anyer. Tempat yang memiliki jutaan kenangan, walaupun hanya dua hari.

“ Do you still remember about this place? “ tanya Yudha. Hatiku tersayat-sayat, aku melirik matanya. “ Sure, in this place many years ago we ate lunch together. And promised to be together for forever “ aku sudah tidak bisa menahan air mataku.

Yudha duduk di batu, yang dulu kami juga duduki. Aku menangis terisak. Dapatkah kau bayangkan rasanya jadi aku.

“ I always love you, Yudha even thought you have Falita as your girl friend… “

“ Yeah, thanks for everything. This is for forever! But, not for now… “ Yudha tercekat,, aku tahu tenggorokannya terasa perih.

“ Still remember about two turtles? Or your pen? “ tanyanya lagi

“ Of course, sampai sekarang aku masih menyimpan kura-kuramu.. “ aku menjawabnya, mataku sudah terasa perih.

“ Begitu juga aku “ Yudha terdiam. “ Terimakasih untuk semuanya. Miss Aaliyah El Zarifa Aruna “

“ You know, I always miss our memories. And if I thought them I didn’t breath. My chest felt crowded. I’m feeling distracted and likewise attracted. “ tangisanku semakin kencang. Angin pantai pun semakin kencang. Dingin.

“ You’re not alone, I would be beside you… forever “ Yudha berusaha menenangkanku.

“I know, I’m not alone, I’m not the only one who is broken? And I know I’ll never let you go “ emosiku tidak terbendung lagi.

Namun, aku merasakan darah merembes dari hidungku. Yudha langsung panik. “ You’re nose to bleed. What happened? “ Yudha benar-benar panik.

Aku tidak merasakan apa-apa lagi. Pusing. Gelap. Dan…

***

“ Yudha, Ini puisi yang dibuat sama Elza. Puisi ini puisi terakhirnya. Mamahnya nemuin disaku balzer yang beberapa hari lalu “ Aku menerima aplop itu dengan tangan bergetar. Membayangkan malam menyedihkan itu.

Disampulnya tertulis nama lengkapnku : Muhammad Yudha Darmawan ‘My Prince Turtle’

“ Didalamnya ada surat juga? ” tanyaku sambil mengeluarkan isi amplop putih gading itu.

Ginza hanya mengangguk lemah, masih tampak kesedihan dalam matanya. Aku tak sanggup melihatnya. Dalam matanya terlalu banyak bayangan Elza.

Aku membukanya dengan tangan bergetar, “Bismillahirrahmanirahm,”



Assalamualaikum Wr. Wb…

Dear my prince turle.. : )

Maaf ya, aku ninggalin kamu ngga bilang-bilang…

aku takut kamu akan pergi kalau tau tentang penyakitku. Aku sudah cukup bahagia bisa bersamamu dua tahun terakhir ini. Aku kira aku tak kan bisa bertahan. Aku kira aku akan selemah itu. Tapi, lihat aku bisa bertahan kan? Walau pun kita hanya bersahabat >_<



Aku tercekat membaca paragraph pertama pada surat Elza. Mataku sudah tak sanggup lagi membaca lanjutannya.



Aku ingat sekali pertama kali kita bertemu dalam perlombaan itu, mm.. berapa tahun yang lalu ya? Hahaha.. bisa kau mengingatnya? Kau terus memperhatikanku.. dan akhirnya detik-detik terakhir sebelum kontingen pulang kau baru berani mendekatiku. Lucu sekali saat itu. Berapa umur kita? 12 tahun? Hahaha umur mu? Umur ku sekarang 21.. ah, sudah lama ya…

Yudha, sulit rasanya menerima pertunanganmu dengan Falita. Sakit sekali. Mungkin itu yang membuatku tak bisa bertahan lagi. Tapi, tenang saja… aku tak pernah menyalahkanmu.

Saat SMA kita bertemu lagi. Aku menyukaimu, dan aku menginginkan yang terbaik untukmu. Kau tahu. Aku selalu menyebut namamu sebelum ku tidur.. berharap aku bisa memilikimu dalam mimpi.

Sekarang waktunya tiba, aku harus pergi… semoga kau bahagia dengan Falita… aku selalu mencintaimu… I always lovee you… I never forget you… you’re my guardian angel… your’re my inspirited… thx for all… I LOVE YOU, MUHAMMAD YUDHA DARMAWAN..



Wassalamualaikum wr wb..

Aaliyah El Zarifa…



Hatiku bergetar hebat saat membaca kata-kata terakhir Elza. Dia meninggal dalam pelukanku saat diperjalanan kerumah sakit. Tenyata dua tahun terakhir ini dia menderita kanker otak stadium 3 dan semakin buruk saat mendengar pertunanganku dengan Falita. Apakah aku harus disalahkan atas perginya Elza…? I’m so stupid!! Sahabat macam apa aku?

Tanganku bergerak membuka lipatan pink pucat dengan harum khas Elza. Membacanya akan semakin membuat aku tersiksa. Tapi, hanya ini yang bisa aku lakukan yang terakhir untuk Elza.

Aku sudah banyak meminta..



Tuhan…rasanya air mataku sudah kering untuk menangisinya..

Jiwaku sudah rapuh untuk mengharapkannya…

Aku sudah tak mampu berdiri lagi..

Semua sudah berakhir..

Saat ia memilih dia menjadi kekasihnya.. bukan aku TUHAN!!!

BUKAN AKU…!!

Hmm… Tuhan, apakah aku sudah banyak meminta..?

Sehingga keinginanku tak tercapai…?

Tuhan, aku rela kehilangan semua asal selalu bersama dia..

Oh, tidak.. Tuhan lindungi aku.. karena aku terlalu menginginkannya…

Aku memang sudah banyak meminta…

Aku pantas mendapatkannya…

Baiklah, Tuhan… bila ini waktunya, aku sudah siap..*tersenyum…

Bawa aku, Tuhan.. aku sudah siap.. aku sudah siap..

Biarkan aku ada disampingMu.. menjaganya.. agar nanti saat dia sampai, aku bisa menawarkan madu yang lebih manis Tuhan…

Tapi, Tuhan… saat aku pergi nanti, aku ingin Kau menjagaNya untukku.. biarkan dia bahagia dengan pilihannya… karena aku pun bahagia…

Tuhan aku sudah siap.. bawa aku sekarang… aku siap.. meninggalkan Yudha-ku…

Aku hanya ingin bersamaMu sekarang…

Tuhan… Aku mencintainya… Muhammad Yudha Darmawan…

*Anyer Beach… With Love.. El Zarifa…







**The End**

Rabu, 23 Maret 2011

“ Masalah Kondom “

Agak bingung sih sebenernya mau cerita beginian. Secara nggak penting sangat gitu. Tapi, ini merupakan salah satu bentuk keprihatinan gua gitu, ama kaum muda dimasa yang akan datang, ahahaha #lebay.com
Jadi, ceritanya sore ini ade gua ‘Agif’ yang baru berusia 9 tahun dan kelas 4 sd pulang dengan wajah gembira dan smangat 45. Gua dan mamah cuma senyum-senyum aja ngeliatnya. Paling menang maen gundu ‘kelereng’ lagi dia. Secara dia udah mengikrarkan diri sebagai ‘THE KING OF GUNDU’ gaje kan? :D
Abis dia ngucapin salam, dia nyamperin ema gua yang lagi duduk baca majalah bulanannya, sambil semangat dia bilang :
Ade gua : Mah, agip mau beli kondom ya…!! (mimic ngerayu)
Ema gua (panic) : ha? Buat apa kamu?
Ade gua : kata anak smp itu bisa buat ini (sambil nunjukin t***tnya yang belum disunat)
Ema gua : iya, tapi nggak gitu cara makenya…!!
Ade gua : iiih, puguh kondom itu kolor, katanya kalo dipake dingin…!! (ade gua mukanya udah sewot)
Ema gua (makin bingung ) : lha? Kondom itu emang dipake buat cwo, tapi buat berhubungan intim sama cwe, biar gga muncrat (-ema gua salah ngomong nih!! )
Ade gua (mukanya jd ikutan bingung), gua sih cuma geleng-geleng sambil terus makan kue papais.
Ade gua nanya lagi sama ema gua
Ade gua : yang muncrat apanya mah?
Ema gua : air mani…!! (nah ema gua salah ngomong lagi kan?)
Ade gua : air mani itu apa?
Ema gua (mukanya dah keliatan pusing gga jelas) : itu yang buat bikin anak..*bingung mau jelasin apa?
Ade gua : kok agip belum ada air maninya?
Ema gua : belom baleg. Mandi sono, (kata ema sambil ngeliatin ade gua..
Ade gua : kapan balegnya mah (ema gua lupa ni, kalo ade gua itu orangnya memiliki rasa ingin tau yang gede)
Ema gua : tar umur 15 taun!
Ade gua : (angguk-anggukin kepala)
Ema gua : udah sana mandi, bau keringet tau kamu!!
Ade gua : Berarti kalo agip udah umur 15 tahun bisa bikin anak dong mah??
Kayanya kalo liat muka ema gua, beliau udah mau pingsan ngehadepin pertanyaan ade gua,
Ade gua : air mani itu keluarnya banyak apa sedikit mah? (wah…wahh… bahaya ade gua, bisa2 calon playboy ni anak!! KHAWATIR SAYA!!! :D )
Ema gua : banyak, udah sana mandii…!!(ema gua udah gereget)
Ade gua : Ohh…(sambil ngeloyor pergi ke kamar mandi)
Abis mandi, ade gua dateng lagi. Pasti mau minta makan, kata gua dalem hati… tapi,
Ade gua : mah, mamah kok tau air mani nya keluarnya banyak??
Wah*gubrakkss…!!!
Ema gua cuma bisa ngeliatin ade gua, sambil bilang :
Makan sana, ntar malem mah mamah males ngeberesinya…#udah prustasi sepertinya ema gua…hahaha :D
Gua sih Cuma bisa bilang : GILLAA…!! ANAK SD KELAS 4 UDAH NANYA TENTANG KONDOM…!! GEULEUHH..!! HAHAHA :D
Ema gua sih cuma geleng-geleng dan
Ade gua : kondom itu kolor kan mah…
#aahhhh GUBRAKSSS***

CekikikanMushola :D

Rabu, 16 Maret 2010
At Mushola MAN RKS :D

Seperti biasa, jam 12.00 anak-anak satu sekolah nggak cwe nggak cwo pasti ngumpul semua di mushola buat solat berjamaah.
Biar gua deskpripsiin dulu mushola gua ya, disana lumayan luas kira-kira bisa nampung 100-300 orang mah. Udah gitu, di salah satu tiangnya ada tata cara/adab/peraturan dalam mushola (*itu bukan deskripsi, nggak detail gitu!! #bodo wee gua yang buat ahahaha :D) , yaitu :
1. Disunnahkan untuk solat dua rakaat
2. Dilarang membawa makanan dan minuman
3. Dilarang membicarakan urusan duniawi
4. Dilarang membawa mukena sekolah
5. Dilarang bla…bla..bla… ( lupa lagi gua :D )
Sampe akhirnya ada adab ( peraturan yang bertulis ) :
• Dilarang bercanda, berbicara dan tertawa berlebihan. Terutama saat jamaah pertama solat.
Oh oke, belum pada masalahnya ni sekarang! Tapi, hampir. Soalnya siang itu, gua sama Febi dan Lela (sahabat gua yang dodol bin gaje ) solat di bagian atau jamaah ke dua. Jadi abis kloter pertama gitu istilahnya.
Akhirnya, kita bertiga ngumpul ngelingker dibelakang jamaah yang lagi solat. Agak jauh si dari yang lagi solat, tapi kalo ngedenger ketawa kita pasti kedepan juga kedengeran.
Banyak juga si yang belum pada solat, lantaran nggak kebagian mushola ? hehehe :D *nda woiii kapan ceritanya?? #wah saya sudah dilempari pemirsa, oke sabar-sabar.. :D
Nah, kita mulai ceritanya… itumah prolog !!
Gua, Febi ama Lela dah ngebentuk satu lingkaran ni, sambil nunggu yang kloter pertama selesai Febi mau cerita nii…!!
Febi : Woi dak tadi kan gua baca buku Keong Racun Mencari Mangsa punya si Ambar (piguran doang. Hahaha :D )
Gua ama Lela, ngangguk-ngangguk tanda ngerti.. padahal ngga hehehe…
Gua : Terus beh…?
Febi : Gua baca cerita ya…!! Kan gini, ada sepasang suami istri. Abis nikah, beuh kan lagi so-sweet-so-sweetnya ya..!! (Febi nanya lagi)
Gua ama Lela ngangguk lagi,
Febi : (kembali bercerita dengan serious face) nah, si suami tea ceritanya mau ngasih hadiah ama si istri. Mau ngasih rumah. Akhirnya si Istri itu ditutup matanya ama si suami. Udah gitu diajak lah si istri kerumah barunya.
Sampe di rumah barunya, si istri didudukin di ruang tamu rumah itu. Dan tak tau mengapa si istri ingin kentut..
Gua : hahaha…(mulai pengen ketawa saya)
Lela : hahahahaha…(lebih parah..hampir dilempar botoll*he boong ding)
Febi : (lanjutin cerita), si istri bilang ama si suami, sayang aku pengen minum kata si istri, si suami yang baik itu pun akhirnya menuruti, ya udah aku bikini kamu teh, kata si suami.
Akhirnya si istri kentut dengan tenangnya..tuuutt…tuuttt…
Sumpah suara si Febi bikin pengen ketawa, tapi masih ditahan pemirsa..
Si suami datang, dengan membawa teh manis, saat si istri minum, ada rasa ingin kentut lagi dari si istri, maka si istri pun bilang, sayang tehnya kurang manis. Si suami pun balik lagi ke dapur, untuk menambahkan gula. Dan si istri? Tuut…..tutt….dutt… kentut lagi pemirsa…
Gua : ahahahahaduuh…hayang seuri... (Sambil membekap mulut sendiri), lela masih mesem-mesem.
Febi : (makin semangat) si suami datang lagi. Dan si istri pun menghabiskan minuman dengan mata yang masih tertutup. Tapi, si istri masih pengen kentut. Nah, si istri bilang lagi sama sang suami, aku masih haus sayang… kata si istri
Suami yang baik hati tu pun langsung kedapur dan mengambil minum lagi. Dan istrinya kembali kentut…kali ini lebih panjang dan berirama…haha.. :D (Febi ketawa sendiri)
Lela : terus-terus…??
Febi : si istri bilang, sepertinya saya masuk angin ya?? Setelah kentutannya yang ketiga (tanpa diketahui sang suami) dan minumannya telah habis si suami pun membuka mata istrinya dan betapa terkejutnya si istri…??#ayooo ada yang tau kenapa??
Gua dan Lela menggeleng sambil menahan tawa.
Febi : DISANA (menekankannya terlalu ya??) ada ibu mertuanya, bapak mertuanya, adik suaminya, kakak suaminya dan semua keluarga besarnya…!!! Kabayang ku dararia budak…?? Tanya Febi sambil ketawa..
Gua, Lela dan Febi : HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA :D
Semua mata langsung tertuju pada kami…!!! Jutek,judes, serem ajalah tatapan mereka! Tapi kami hanya : hahahaha… ketawanya kekencengan ternyata…!! Aduuuh… kebayang kalo gua yang ada diposisi si istri..
Gua : Nah terus…hhahha? (Sambil nahan ketawa)
Febi : (masih ketawa) si istri nanya, sejak kapan ibu(mertua) ada disini? Ibu mertuanya hanya menjawab dengan mimik aneh, sejak kentutan pertamamu… hahahhahaha…sontak gua sama lela ketawa lagi.. :D

Berbagai tanggapan :
*Lela : kalo gua yang jadi istrinya gua bakalan pulang kerumah ema gua sambil bilang ‘mamah, mau cere aja saya mah…!!’ sambil nangis Bombay hahaha :D
*Gua : kalo gua yang ada diposisi si istri, gua bakalan langsung lari ke jalan raya dan nabrakin diri gua ke mobil yang lewat… nggak nahan maluu…. Hahahhaha :D
*Febi : kalo gua si gampang, nyari gedung yang paling tinggi, mnta maap sama ema mertua dan TERJUUUNNN hahahaha :D

Minggu, 20 Maret 2011

Saya juga bisa Mellow :)

saya gga tau ini namanya apa... mungkin bisa disebut prosa atau apalah :)


Tentang Dia

Ada seswatu yang beda ketika aku temukan seyumnya…aku temukan keangkuhan dalam dirinya…hati bertasbih mengingat kesempurnaan parasnya… aku terlena akan ketampanannya…

Bukan karena siapa dia aku menyukainya..bukan karena apa yang dia punya aku mengaguminya…

Hanya karena ia memiliki matahari tak lantas aku memujanya…ia hanya fajar bagiku, duha untukku…

Cahaya fajarnya mampu menguras luka hatiku…mampu meringankan beban cintaku…Ketenangan duha yang ia ciptakan symbol kearifan namun keangkuhannya juga…ia yang menciptakan duha untukku…

Ia bagaikan mata air terindah ‘ Al – Kaustar ‘ yang CINTAku ciptakan untukku… namun aku tahu…

Ia sudah mencinta disana…tak mungkin ku tembus benteng itu… tak mudah meluruskan semuanya…

Aku aku tak ingin mengganggunya…aku cintainya tak mesti aku memilikinya… biarlah aku yang menjadi majnun untuk menebarkan aroma cinta yang aku miliki…

Aku tak ingin orang yang mencintaimu terluka atas kehadiranku…aku tak ingin kalian bertengkar karena masalahku…

Aku sabar…aku akan mengontrol rasa cinta ini… tetapi asal kau tahu, jiwaku telah tersesat bayanganmu, smangatku tlah kau rampas secara perlahan…

Cintamu, siksaan bagiku…aku yang merana sendiri sedang kau tak tahu hatiku…aku TAK INGIN kau tahu hatiku…aku tak ingin kau menertaiwaiku… aku takut… aku takut… L

Aku..aku akan menyerahkan diriku dengan sukarela…sebagai budak dihatimu…tawanan cintamu, jadilah hakimku dan bebaskan diriiku…aku enggan sendirii…aku enggan membebaskan diriku sendiri,

Aku adalah rerumputan yang kau injak…aku adalah pasir yang kau pijak…cahayaku setia menyinarimu, meski kau bukan milikku,, aku yang bimbang memikirkanmu, sedang kau bahagia bersama dia…

Kau adalah penyembuhku obat dari segala penyakit yang aku rasa, namun pada saat yang sama kau adalah penyakitku, onak dan duri dalam hatiku…

Akankah mudah bagiku menggempur benteng pertahananmu…? Kau adalah segalanya bagiku, kebaikanmu, angkuhanmu, penyembuhku, penyakitku…

Laki-laki terbaik…

Itulah arti namamu…

Sejauh itukah aku mengagumi mu…?

BUKAN…! AKU BUKAN MENGAGUMIMU…

Tapi aku takut akan perasaanku sendiri. Aku takut, dapatkah kau rasakan mataku yang membesar melihat seyummu…? Aku takut mengakuinya…

Aku takut kau akan membenciku bila kau tahu isi hatiku…kau adalah cawan anggurku…kau adalah udara yang aku hisap…sementara aku bagimu hanya benalu yang mengganggumu,

Izinkan aku mencintaimu dengan hatiku, dengan segenap jiwa yang aku punya…dari tajamnya pagi yang membelah malam dari lancipnya siang yang menusuk malam…

Izinkan aku bernafas atas namamu…izinkan aku mengagunggkan cintaku, tanpa kau tahu… biar aku yang menikmati siksaan ini sendiri… demimu aku rela menukar ketenangan jiwaku, menukarnya dengan kejernihan fikiranku, aku rela menukar dengan nadiku…

Izinkan cintaku, cintaku menjadi perisai dalam mencintaimu, membiarkannya jangan sampai kau tahu duhai cintaku, pemilik kasihku…

Bilamana mungkin aku kutulis rasa cintaku pada selembar mawar dan sehelai sutra…agar kau mengerti betapa cinta ini…



Ah, kasihku..aku hina…

:’)

Terhinakan aku karena mencintaimu…?

Maafkan aku bila aku merindukanmu…!

Merindukan orang yang tak pernah merindukanku…

*ku menunggu, ku menunggu kau putus dengan kekasihmu tak akan ku ganggu kau dengan kekasihmu ku kan selalu di sini untuk menunggumu

*haruskah ku bilang cinta hati senang namun bimbang ada cemburu juga rindu ku tetap menunggu…

Masalahnya Gua NGGAK bisa :(


ceritanya gini :

Gua kan orangnya termasuk yang sering amnesia *pikun >_< udah gitu gua ngilangin kartu modem gua, nah disitu ada password ama apalah gua nggak ngerti gitu. Dgn hilangnya si tipis card ini, gua ngga bisa ngisi kartu modem kan? Akhirnya gua beli lagi tu kartu perdana modem :( pas hari senen minggu ini.. MASALAH.a datang pas gua ngga bawa lptop sama modem gua, ya udah kan gua belum ngsi-ngisi dan so-soan ngisi sendiri. Tapi, rupanya gua masih nggak ngerti HOW TO CHARGE and TO REGISTRATED that :( sampe sekarang, tu kartu masi tergeletak manis di dalem tempat pensil gua, sebenernya pengen bilang ama ema dan bapa gua kalo sampe sekarang gua belum bisa ngenet dirumah, TAPI TAKUT :(

THE KING OF 'GUNDU '


dirumah gua lagi pada BETE ni.. yups termasuk gua sendiri!! :(
KENAPA...??

alasannya dirumah gua lagi ada org yang ngaku-ngaku -THE KING OF GUNDU-
pertanyaan 1 :
-Siapa?
pertanyaan 2 :
-Kok bisa si?
pertanyaan 3 :
-Kenapa mesti gundu??

haduuuhh, jadi sebenernya 'orang penting' yang ngaku THE KING OF GUNDU adalah, my sweety BROTHER-hueekk- Mr. Agif-chan *die lo yang bilang kaya gitu..!!

masalah betenya kenapa? sekarang tu hampir disetiap sudut rumah ada GUNDU...!! Kebayangkan? kalo kita jalan kemana-mana bisa menemukan benda botak yang satu itu!!

gua aja pernah hampir jatoh waktu pulang dri (keluar kalii) kamar mandi gara-gara nyerodot-apa itu nyerodot?(kepeleset.red)

so, this is tampang dari KING of GUNDU kita *prok-prok-prok...(GAJELAS.com)
poto ini diambil semalem, pas abis solat magrib..*kayanya ni anak punya bakat narsiis ya..??

DAPET 100 buat MATEMATIKA :D *catat MATEMATIKA


tau gga..?? nilai ini diambil tanggal 20 kemaren lo :D
nilai ini nilai terbaik yang pernah saya dapatkan..!! hahaha :D ngerjain MATEMATIKA tanpa nyontek dan dapet 10...wah nggak nyangka saya... :D

mau pamer siy ngga,tapi cuma bangga sama kemampuan saya yg 'mulai' bsa mengendalikan nilai ini hehehe :D guru saya aja sampe aneh :pp

pulang sekolah saya langsung ketemu sama mamah, saya liatinlah nilai 100 saya ini sama si mamah, si mamah cuma bilang 'yakin ini nilai hasil kamu'..? wah parah..!!! menjatuhkan sekalii ini si mamah... :((

'oh jelas' kata saya sambil tesenyum. PUAS gitu loh :DD
masih gga percaya cintt ni MATEMATIKA saya bener semua, wong biasanya kalo ada Pe-er ato tugas nyontek ama temen dibelakang, hehehe.. :p

Rabu, 09 Maret 2011

POSTING PERTAMA :D


Mumpung punya blog, mau upload yang udah lama.. sebenernya mau pamer sih :D fto ini diambil waktu jalan ke Jogja beberapa bulan lalu, tapi berhubung dulu bingung mau dimasukin kemana dan cuma di simpen di Fb.. sekarang mau dipamerin deh hahaha :D

fto ini with my sista Ridha dan orang bule yang mau 'dibajak' gambarnya, hahaha :D aduh pengen ketawa.. kalo inget gimana mintanya, dengan bahasa agak cadel gimana gitu ( paadahal gga bisa inggris :D )