BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Senin, 28 Maret 2011

Ketika Hati Bicara -PARTII-

April, 2011
“ Aku mencintainya… “ ujar Rifha tertunduk lemas.
“ Ooooh, jadi bener kamu pacaran sama Rafi hah? “ bentak Disti tegas “ Kok Rafi mau ya ama lu? Ckckck… gua nggak nyangka banget lo “ lanjutnya masih pedas.
“ Gua dah nyangka kok, selama ini lo emang jadian sama Rafi.. tapi kok bisa ya..? Pake pelet apa lu? “ ucap Keyne sama kasarnya.
“ Lho, kenapa kalian nggak bilang aja sama Rafi kalau cewenya itu…. “ Lia, salah satu dari mereka menambahkan.
“ Hahaha… bener itu “ Keyne kembali tertawa-tawa. Rifha hanya bisa tertunduk lemas. Tak ada yang bisa diungkapkannya lagi. Ia sadar, mencintai Rafi dari awal memang sudah banyak resikonya. Baru beberapa bulan ia menjalinkan cinta, sudah banyak hadangan yang harus dihadapinya.
“ Kita semua mau, kalo lu PUTUS sama Rafi..! Faham itu! “ bentak Keyne. Rifha hanya bisa menangis terisak. Akhirnya, para pelabrak itu pergi meninggal Rifha dengan tangisnya yang sudah tak bisa dibendung lagi.
Rifha berjalan lambat-lambat, matanya masih perih atas labrakan yang tadi. Ia sebenarnya ingin menangis sekencang-kencangnya.
Setibanya ia dirumah, langsung ia ambil selembar kertas dan menulis dengan air mata yang tak bisa dibendung lagi.

Untuk kekasih hati dalam bumi jihad islami…
Di penjara suci…
Salam selembut salju untuk kasih suciku, untuk belahan jiwaku…untuk kekasihku.. sehangat mentari ku kirimkan madu cinta yang manisnya bisa kau kecup suatu saat nanti.. yang manisnya bisa kau cumbui dalam tangismu disujudmu.. sesejuk embun ku dinginkan hatimu yang terbakar rindu atas namaku…
Kekasihku…
Betapa indah kita saling mencintai,mengagumi,mengasihi,menerima satu sama lain,mendukung berbagi cerita dalam suka dan duka..tahukan engkau duhai kasihku, betapa aku mencintaimu..? betapa aku merindukanmu setiap malam, betapa aku berharapa bahwa suatu saat kita bisa berada dalam ikatan suci pernikahan..
Kekasihku…
Namun terkadang apa yang kita mau tak seperti yang terjadi pada diri kita.. sperti halnya aku, aku mencintaimu mungkin kau juga begitu, tapi sayang…beberapa orang menentang kita… tak semua berkata ‘iya’ tentang kita.. aku tak ingin membuat perpecahan antara kamu dan mereka…
Aku harap kamu mengerti..
Salam selembut beledu…
Yang mencintaimu “ Adinda Rifha Nur Lahma “
Rifha menutup surat itu dengan air mata yang benar-benar tak tertahankan lagi olehnya. Perlahan ia meletakan pulpennya dan membaringkan diri diatas kasurnya.
***
Pondok An-Nur
21 April 2011…

“ Maksudnya apa ini ? ” Tanya Rafi tak percaya. Diletakannya surat bersampul biru itu. Teman-temannya menggeleng tak mengerti.
“ Ada ada fi? Rifha bilang apa sama antum? “ Tanya Iqbal. Rafi tidak menjawab. Ia hanya terlihat sangat sedih, “ Tolong, ambilkan buku dan pulpenku “ ia meminta pada Yusril, kawan yang paling dekat lemarinya.
Yusril datang dengan membawa buku dan pulpen yang diminta oleh sang sahabat. “ Apapun yang terjadi, ana yakin antum bisa melewatinya “ ucap Yusril sambil menyerahkan barang yang diminta Rafi. Rafi hanya terseyum kelu.

April, 2011
Untuk adinda terkasih
Rifha Nur Lahma

Dinda tersayang…
Adindaku, gerimis penuh hatiku saat membaca bait-bait penderitaanmu. Adakah sekejam itu cinta kita berpisah..? lupakah engkau pada setiap syair yang kau ucapkan kepadaku…? Apakah masalah sperti ini bisa membuat cinta kita goyah? Lupakah engkau tentang peta masa depan kita?
Apa kau lupa rancangan hidup kita yang begitu indah..? apa kau lupa semua memori yang sudah kita buat..? apa kau tega menghancurkan semua yang sudah kita rencana kan..? ah adinda, fikiranmu terlalu sempit.. terlalu sederhana untukku… kau adalah bintang yang ku tunggu setiap malam.
Salam Rindu, Ukhuah mencintaimu…
Rafi..

Rifha menangis tersedu-sedu membaca, surat sang kekasih. Hatinya teriris pedih. Ah, andaikan aku bisa disampingmu selalu, akan kuhapus lukamu, dan kuganti kan dengan seyum indahmu. Batin Rifha. Tapi, sekarang ? apa yang harus aku lakukan? Sementara banyak pihak yang tak menginginkan hubungan kita? Dengan mendung dihatinya, Rifha pun mulai menulis surat balasan untuk Rifa.

Assalamualaikum Wr.Wb…
Untuk kekasihku Rafi Al Izzami
Di penjara suci…
Semoga kau dalam keadaan baik-baik saja…
Ah, aku bingung memulainya dari mana…yang jelas aku tahu keputusanku kemarin sunggunh menyakitkan hati kita bedua…sungguh menghancurkan mimpi-mimpi indah kita…
Namun, apa yang bisa aku lakukan? Sementara aku disini hanya sendiri…aku takut, penuh ketakutan. Seolah-maghligai yang kita bina merupakan suatu kesalahan yang besar… hingga banyak orang-orang yang tak menyukainya..aku takut semuanya salah…
Namun, aku pun memahami, bahwa aku benar-benar mencintai Rafi Al Izzami, tidakkah kau bisa melihatnya? Tidakkah semua yang aku tulis kemarin dusta belaka ?
Aku membencinya. Aku benci saat tak ada satu pun pihak yang mendukung hubungan kita, malah membencinya…apakah aku salah mencintaimu? Apakah aku salah menjadi bagian dari hidupmu..?
Apa yang harus aku lakukan? Apa? Beri aku petunjuk duhai kekasihku, belahan jiwaku… kuatkan aku…sungguh tak ada yang lebih aku cintai dimuka bumi ini selain dirimu…
Salam Beralas Rindu… <3
“ Adinda Rifha Nur Lahma “
***
“ Jadi demikian ya? Aku tak habis fikir. Siapa yang tak menyukai hubungan antara aku dan Rifha? Dimana salahnya? “ Rafi menggeleng-gelengkan kepalanya, tanda tak mengerti.
“ Ini semua, hanya salah faham bukan? Rifha tak benar-benar ingin putus darimu, akhi. Dia hanya dibawah tekanan. Ada beberapa pihak yang tak menyukai hubungan kalian “ komentar Iqbal.
“ Lalu sekarang, apa yang harus aku lakukan? “ Rafi terlihat bingung
Semua kawannya, terlihat bingung dan tak tahu apa yang harus mereka lakukan. Andai mereka semua berada diluar masalah ini pasti akan cepat selesai. Namun, mereka berada dipondok dan sulit untuk keluar dari sana. Tiba-tiba, Yusril berbicara.
“ Ahhha “ ucapnya ceria.
“ Astagfirullah “ ucap Rafi dan Iqbal bersamaan.
“ Kenapa ? “ Tanya Iqbal.
“ Lusa, Lusakan kamis, tanggal merah “ jawab Yusril.
“ Terus ?? “ Tanya Rafi tidak sabar.
“ Kita bisa ijin keluar dari pagi dan ajak Rifha !! “ kata Yusril menggebu-gebu.
Wajah Rafi dan Iqbal tampak terkejut. Mereka tidak berfikir sejauh itu. Itu merupakan ide bodoh dan mereka bisa langsung mati karenanya.
“ Apa ide itu ngga terlalu buruk “ Tanya Iqbal ragu, sementara Rafi hanya terdiam. Terlihat berfikir keras. “ Ana rasa ngga “, tiba-tiba Rafi berbicara,nadanya terdengar sangat amat yakin.
Yusril dan Iqbal tampak saling memandang. Mereka berdua tahu, sahabat mereka yang satu ini, bila sudah memutuskan sesuatu akan sulit untuk diubah. Dan mereka menyadari hal itu.
Lalu mereka pun mulai mengatur rencana dan acara. Setelah selesai, mereka tampak terseyum puas dan melirik satu sama lain.
***
Kamis, Mei 2011

Cape letih, satu hari penuh bersama Rafii , Iqbal dan Yusril. Pagi-pagi ada sms datang dan mengatakan bahwa Rafi masuk rumah sakit. Aku langsung menangis dan bertanya rumah sakit mana. Setelah, aku datang ke rumah sakit… mereka memang menyewa kamar, namun untuk memberikanku kejutan. Rafi tidak sakit. Hahaha :D bodohnya aku dapat tertipu oleh mereka.
Akhirnya, aku pura-pura marah dan ingin pulang. Mereka bertiga, malah memakasaku untuk ikut. Padahal aku sudah cemberut dan ngga mau bicara. Tapi…aku senang dengan ini semua. Mereka mengajakku ke Pasar Malam. Mskipun hari itu cuaca terik panas. Mengapa pasarnya disebut ‘Pasar Malam’ ?
Menghabiskan waktu dari pagi menjelang sore membuatku lelah, namun itu sama sekali tak berbanding dengan kebahagianku bisa bersama dengan sahabat dan kekasihku. Aku bahagia Tuhan..
Ah, ya Rafi memberikanku sebuah kalung dengan inisial R<3 Indah dan cantik.. hari ini kami ikrarkan..bahwa RIFHA <3 RAFI Forever.. :)

Love Rifha..

0 komentar: